Tetes Tetes Hujan Berbentuk Bola Karena

Tetes Tetes Hujan Berbentuk Bola Karena.





depan

database

database

artikel

fenomena

kegiatan

situs

info

kamus

publikasi

buku

prestasi

kontak

e-data


» Pujian
» Prinsip
link

» Akan halnya kami




Fenomena-fenomena alam
:


Proses Pembentukan Awan dan Terjadinya Hujan abu


Akhmad Fadholi
(BMKG)

Dalam ruang angkasa ampas gula udara terbentuk pada aerosol yang berfungsi laksana inti kondensasi atau inti pengembunan. Kecepatan pembentukan tetes tersebut ditentukan maka dari itu banyaknya inti kondensasi. Proses dimana tetes air bersumber fasa uap terjaga plong inti kondensasi disebut pengintian heterogen. Adapun pembentukan tetes air dari fasa uap intern suatu lingkungan kudrati yang memerlukan kondisi sangat jenuh (supersaturation) disebut pengintian homogen. Pengintian homogen yaitu pembekuan pada air masif hanya akan terjadi pada master dibawah -40 �C. Akan tetapi dengan kehadiran aerosol sebagai inti kondensasi maka pemekatan bisa terjadi pada suhu hanya sejumlah derajat dibawah 0�C.

Inti kondensasi yaitu molekul padat atau cair nan boleh positif debu, asap, belerang dioksida, garam laut (NaCl) atau benda mikroskopik lainnya yang bersifat higroskopis, dengan dimensi 0,001 � 10 mikrometer.

Secara singkat proses kondensasi n domestik pembentukan awan adalah umpama berikut :

  • Udara yang bergerak ke atas akan mengalami pendinginan secara adiabatik sehingga kelembaban nisbinya (RH) akan bertambah, tetapi sebelum RH mengaras 100 yaitu sekitar 78 ondensasi telah dimulai puas inti kondensasi nan kian besar dan aktif. Perubahan RH terjadi karena adanya penambahan nyamur maka itu penguapan atau penurunan tekanan uap jenuh melalui pendinginan.
  • Melase air kemudian mulai tumbuh menjadi tengguli awan lega saat RH mendekati 100 Karena uap air telah digunakan oleh inti-inti nan bertambah raksasa dan inti yang lebih kecil kurang aktif enggak bermain maka volume tetes awan yang terbentuk jauh lebih kecil dari jumlah inti kondensasi.
  • Tetes awan yang terbentuk umumnya n kepunyaan kisi 5 � 20 mm. Ceng dengan ukuran ini akan jatuh dengan kecepatan 0,01 � 5 cm/s sedang kepantasan aliran mega ke atas jauh bertambah besar sehingga tetes awan tersebut tidak akan jatuh ke bumi. Malar-malar jikalau kelembaban gegana adv minim berpunca 90 aka tetes tersebut akan menguap. Untuk dapat runtuh ke bumi tanpa menguap maka diperlukan satu tetes yang lebih raksasa yakni sekitar 1 mm (1000 mikrometer), karena belaka dengan ukuran demikian tetes tersebut dapat cundang operasi udara ke atas (Neiburger, et. al., 1995).
  • Jadi perbedaan antara ampas gula gegana dan tetes hujan adalah pada ukurannya. Jika sebuah awan merecup secara kontinyu, maka puncak awan akan melewati isoterm 0 �C. Tetapi sebagian tengguli-ceng gegana masih berbentuk larutan dan sebagian pula berbentuk padat atau kristal-intan buatan es takdirnya terwalak inti pembekuan. Seandainya tidak terdapat inti pembekuan, maka tetes-ampas gula awan ki ajek berbentuk larutan hingga mencapai suhu -40 �C bahkan lebih rendah lagi.

Awan yang dijadikan bulan-bulanan dalam kegiatan hujan buatan yaitu jenis peledak Cumulus (Cu) yang aktif, dicirikan dangan bentuknya yang seperti anakan kol. Awan Cumulus terjadi karena proses konveksi. Secara lebih rinci awan Cumulus terbagi dalam 3 jenis, ialah: Strato Cumulus (Sc) yaitu mega Cumulus yang baru bertaruk ; Cumulus, dan Cumulonimbus (Cb) yaitu gegana Cumulus yang sangat ki akbar dan siapa terdiri beberapa awan Cumulus yang berintegrasi menjadi satu.

Udara Dingin dan Awan Panas kuku

Berlandaskan hawa lingkungan fisik atmosfer dimana awan tersebut berkembang, awan dibedakan atas awan dingin (cold cloud) dan awan panas kuku (warm cloud). Terminologi udara anyep diberikan untuk gegana yang semua bagiannya kreatif plong lingkungan atmosfer dengan master di bawah titik beku (< 00C), sedangkan awan suam yaitu awan nan semua bagiannya makmur diatas noktah beku ( > 00C).

Awan cahang kebanyakan adalah udara yang berada pada area lintang medium dan jenjang, dimana suhu awan dekat rataan tanah saja boleh mencapai nilai <00C. Di daerah tropis seperti halnya di Indonesia, suhu gegana hampir satah tanah sekitar 20-300C, radiks awan n kepunyaan hawa sekitar 180C. Semata-mata demikian puncak peledak dapat menembus jauh ke atas melampaui bintik beku, sehingga sebagian peledak adalah awan hangat, sebagian pula diatasnya merupakan awan dingin. Awan demikian ini disebut mega paduan (mixed cloud).

Proses Terjadinya Hujan angin Pada Mega Dingin

Pada awan tawar rasa hujan abu dimulai mulai sejak adanya kristal-kristal es. yang berkembang membesar melangkaui dua prinsip merupakan deposit uap air ataupun air super cahang (supercooled water) serempak pada kristal es alias melalui penyimpulan menjadi granula es. Kedatangan batu belanda es dulu terdahulu dalam pembentukan hujan sreg gegana dingin, sehingga pembentukan hujan abu dari udara dingin besar perut juga disebut proses intan buatan es.

Bertepatan udara menaiki lebih tinggi ke angkasa luar, terbentuklah titik-titik air, dan terbentuklah udara. Ketika sampai pada ketinggian tertentu yang sumbunya berada di bawah bintik beku, udara itu membeku menjadi kristal es kecil-kecil. Udara sekelilingnya yang enggak begitu cahang mengeras pada kristal tadi. Dengan demikian kristal lebih ki akbar dan menjadi butir-butir salju. Bila menjadi bersisa runyam, salju itu turun. Bila melalui peledak lebih hangat, salju itu mencair menjadi hujan. Pada musim campah salju merosot tanpa meluluh. �

Proses Terjadinya Hujan Pada Udara Pesam

Detik uap air terangkat naik ke atmosfer, baik maka itu aktivitas ilian alias maka dari itu proses orografis (karena adanya halangan gunung ataupun bukit), maka plong level tertentu partikel aerosol (bermatra 0,01 – 0,1 mikron) nan banyak beterbangan di udara akan berfungsi perumpamaan inti kondensasi (condensation nucleus) yang menyebabkan uap air tersebut mengalami pengembunan.Sumber utama inti kondensasi adalah garam nan berasal berpunca golakan air laut. Karena bersifat higroskofik maka sejak berlangsungnya kondensasi, partikel berubah menjadi ceng larutan (droplets) dan kumpulan dari banyak droplets membentuk mega. Partikel air yang mengelilingi intan imitasi garam dan zarah abu menguat, sehingga titik-titik tersebut menjadi lebih berat berpangkal udara, mulai anjlok dari gegana sebagai hujan.

Jika diantara elemen terdapat elemen besar (Giant Nuclei : GN : 0,1 – 5 mikron) maka saat kebanyakan unsur dalam peledak plonco mencapai sekitar 30 mikron, ia sudah lalu mencapai ukuran sekitar 40 – 50 mikron. Dalam gerak ambruk ia akan kian cepat mulai sejak yang lainnya sehingga bermain andai kolektor karena sejauh lintasannya ke bawah anda menumbuk tetes lain yang lebih kecil, bergabung dan jauh menjadi lebih osean lagi (proses tumbukan dan penggabungan).

Proses ini berlanjut iteratif-ulang dan menjangkit keseluruh bagian gegana. Bila dalam awan terdapat cukup banyak GN maka proses berlangsung secara autokonversi ataupun reaksi berangkai (Langmuir Chain Reaction) di seluruh udara, dan dimulailah proses hujan angin dalam awan tersebut, secara raga terlihat pangkal awan menjadi bertambah gelap. Hujan anjlok dari awan bila menerobos proses cak bertubrukan dan penggabungan, droplets dapat berkembang menjadi melase hujan abu berukuran 1.000 mikron alias lebih besar. Pada keadaan tertentu anasir-partikel dengan radius GN tak tersedia, sehingga proses hujan bukan dapat berlantas alias dimulai, karena proses tumbukan dan penyimpulan tidak terjadi.

Daftar Pustaka

  1. Bayong, T.H.K, 1999. Ilmu cuaca. Perkumpulan Teknologi Bandung. Bandung.
  2. Bayong, T.H.K, 1988. Proses Mikrofisis Dan Modifikasi Peledak. Seminar Hujan Buatan, Fisik Meteorologi dan Geofisika. Jakarta.
  3. BPPT, 2004. Jurnal Sains Dan Teknologi Modifikasi Pendar. Jakarta.

Gambar :

  1. Ilustrasi proses pembentukan gegana
  2. Jenis awan berdasarkan kebesaran
  3. Ilustrasi awan dingin dan awan panas kuku
  4. Proses pembentukan elemen es accretion
  5. Proses pembentukan partikel es aggregation
  6. Ilustrasi Proses Tumbukan dan Penggabungan
  7. Ilustrasi Giant Nuclei
  8. sda




Manah
:



[email protected]
serok

berusaha memberikan informasi seakurat kelihatannya, belaka tak bisa menjamin tidak terjadi kesalahan baik disengaja alias tidak. Segala akibat berasal pemakaian wahana ini adalah tanggung-jawab pengguna !


– sejak 17 Agustus 2000 –


Dikelola oleh

TGJ LIPI



Hak paten © 2000-2022 LIPI

Tetes Tetes Hujan Berbentuk Bola Karena

Source: http://www.fisikanet.lipi.go.id/utama.cgi?fenomena&1352896307

Baca :   Kata Sejarah Berasal Dari Bahasa Inggris History Yang Berarti

Artikel Terkait

Leave a Comment